Translate

Saturday, January 4, 2020

CBR Multikultural (UINSU)


Critical Book Report

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Multikultural
Dosen Pengampu :Haidir Lubis, M.Pd

Disusun Oleh:
Ika Nurhasanah           (0301162204)
Pendidikan Agama Islam-2
Semester VII




Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Medan
2019






Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim,
Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report sebagai tugas individu mata kuliah Pendidikan Multikultural. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Saw. semoga kita mendapatkan syafaat nya di akhir kelak, Aamiin.
Di sini saya ucapkan terimakasih kepada Bapak Haidir Lubis, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Multikultural. Serta saya ucapkan terimakasih kepada keluarga dan rekan-rekan yang telah memberikan dukungan dan do’a sehingga saya mampu menyelesaikan tugas ini dengan lancar dan tanpa halangan apapun.
Dalam penyusunan tugas ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, untuk itu saya mohon kritik dan saran demi perbaikan. Semoga penyusunan Critical Book Report ini memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat memberikan pengetahuan serta wawasan.




                                                                                                Medan, 12 Juni 2019



                      Ika Nurhasanah






A.      Identitas Buku

Judul Buku                  :Pendidikan Multikultural
Penulis                         :Haidir Lubis, M.Pd dan Faqih Hakim Hasibua, M.Pd
Penerbit                       :Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Tahun Terbit                :2012
Tebal Buku                  :i+142 halaman
ISBN                           :-

B.            Ringkasan Buku
Buku yang berjudul Pendidikan Multikultural yang ditulis oleh Haidir Lubis, M.Pd dan Faqih Hakim Hasibua, M.Pd terdiri dari  XVII bab meliputi:
BAB I Perbedaan Pluralisme Dan Multikulturalisme
Pluralisme adalah paham yang memberikan ruang yang nyaman bagi paradigma perbedaan sebagai salah satu entitas mendasar kemanusiaan seorang manusia. Adapun multikulturalisme adalah sebuah ideologi yang mengagungkan perbedaan kultur atau sebuah keyakinan yang mengakui pluralisme kultur sebagai corak kehidupan masyarakat.    

BAB II Perjalanan Multikulturalisme di Indonesia, Model Kebijakan Multikultural, Model-Model Multikulturalisme dan Multikulturalisme Menjadi Masalah
            Perjalanan Multikulturalisme di Indonesia dimulai dengan paham sukuisme, sumpah pemuda pada tahun 1928, dan paham ideologi. Adapun model-model multikulturalisme yakni multikulturalisme isolasionis, multikulturalisme akomodatif, multikulturalisme otonomis, multikulturalisme kritikal atau interaktif, dan multikulturalisme kosmopolitan.
Sedangkan model kebijakan multikultural yakni model yang mengedepankan nasionalitas, model nasionalitas etnik, dan model multikultural etnik. Terdapat permasalahan antara multikultural diantaranya masalah kesetaraan gender, masalah kesetaraan bangsa dan ras, masalah ideologi dan politik, masalah kesenjangan ekonomi dan sosial.

BAB III Pendidikan dan Masyarakat Multikultural
Keberadaan sistem dan praktik pendidikan merupakan syarat mewujudkan masyarakat yang semokratis. Mewujudkan pendidikan yang demokratis memerlukan beberapa prasyaratan pokok diantaranya praktik pendidikan senantiasa menekankan pada kesetaraan dan keadilan, proses pembelajaran dijauhkan dari sifat bias dan stereotip khususnya pada pendiidkan jenjang awal, proses pembelajaran harus berujung pada pengembangan kemampuan kultur pada diri siswa.

BAB IV Latar Belakang Lahirnya Pendidikan Multikultural di Amerika Serikat dan Indonesia
            latar belakang lahirnya pendidikan multikultural di Amerika Serikat diawali dengan budaya WASP dimana kebudayaan didominasi oleh kaum imigran putih dengan budaya WASPI yaitu kebudayaan putih(white), dari bangsa Anglo-Saxon (yang berbahasa Inggris) dan beragama protestan. Nilai-nilai WASP inilah yang menguasai mainsterm kebudayaan di Amerika Serikat. Pendidikan multikultural di Amerika Serikat telah terlaksana khususnya dalam upaya menghilangkan diskriminasi antara kulit putih dan hitam. Ide pendidikan multikulturalisme lahirmya menjadi komitmen global sebagaimana direkomendasikan UNESCO pada bulan Oktober 1945 di Jenewa.
            Latar beakang lahirnya Pendidikan Multikultural di Indonesia berawal dari perkembangannya gagasan dan kesadaran tentang intelektualisme sesuai dengan perang dunia ke II. Dalam konteks Indonesia, perbicangan tentang konsep pendidikan multikultular memperoleh momentum pasca runtuhnya rezim otoriter militeristik orde baru karena hempasan badai reformasi.

BAB V Pengertian Pendidikan Multikultural, Pentingnya Pendidikan Multikultural dan Asumsi Pendidikan Multikultural
            Pendidikan multikultural menurut Adreson dan Cusher bahwa pendidikan multikultural dapat diartikan sebagai pendidikan mengenai keragaman kebudayaan. Sedangkan pentingnya pendidikan multikultural tertera dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 4 yang menyatakan bahwa “Pendidikan diselenggarakan secara demokratis, tidak deskriminatif dengan menjunjung HAM, nilai keagamaan, nilai kultular dan kemajemukan bangsa.”
            Sedangkan asumsi pendidikan multikultural yakni semua siswa berhak mendapatkan pelayanan terbaik, pendidikan sesuai dengan isi kurikulum, ketimpangan kualitas dalam memperoleh kesempatan, ketidaksetaraan secara keseluruhan terjadi di sekolah.
           
BAB VI Landasan, Tujuan dan Karakteristik Pendidikan Multikultural
            Ladasan pendidikan multikultural terletak dalam undang-undang No.20 Tahun 2003 pasal 3 yang menyatakan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangna potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Adapun tujuan dan Karakteristik Pendidikan Multikultural yang dapat diidentifikasi yakni pada tingkat attitudinal, pada tingkat kognitif, dan pada tingkat instruksional.
           
BAB VII Bangunan Paradigma, Persfektif, Dimensi, Komponen-Komponen Pendidikan Multikultural
            Paradigma pendidikan multikultural diharapkan dapat menghapus sterotip, sikap dan pandangan egoistik, indvidualistik dan eksklusif dikalangan peserta didik. Persfektif tujuan pendiidkan multikultural dapat dilihat dari persfektif cultular assimilation, persfektif cultular pluralisme, persfektif cultular synthesis. Dapat dilihat dari dimensi pendidikan multikultural menurut James Bank; concet integration, the knowlage construction process, an equaty paedagogy, prejudice reduction. Selain itu, terdapat komponen-komponen pendidikan multikultural seperti gender, suku, agama, sosial, masyarakat urban atau masyarakat kota.

BAB VIII Sasaran, Upaya Meningkatkan Kesadaran Multikultural, dan Prinsip Pendidikan Multikultural
            Sasaran pendidikan multikultural yang dapat dikembangkan pada sasaran siswa yakni pengembangan identitas kultular, hubungan interpersonal, dan memperdayakan diri sendiri. Selain itu, upaya meningkatkan kesadaran multikultural dengan mengembangkan keterampilan di dalam tindakan sosial, dan mengembangkan sikap saling pengertian.
           
BAB IX Pendekatan dan Model-Model Pendidikan Multikulturaliisme
            Pendekatan dalam pendidikan multikultural dapat dilihat dari pendekatan membawa kesekolah, pendekatan menambah isi dan materi pembelajaran, pendekatan transformatif, dan pendekatan aksi siswa.

BAB X Implementasi Tahapan Perubahan Dalam Proses Pembelajaran Multikultural
            Tahapan dalam implementasi tahapan pendidikan multikultural tebagi menjadi 5 tahap yakni; contect integration, the knowloge, pengurangan sifat dan perilaku predujice, equity, terkontruksi struktur dan kultur sekolah.

BAB XI Model Pembelajaran Multikultural
            Pembelajaran multikultral adalah kebijakan dalam praktik pendidikan dalam mengakui menerima dan mencegah perbedaan dan persamaan manusia yang dikaitkan dengan gender dan kelas.

BAB XII Kompetensi Peran Guru dalam Pembelajaran Multikultural
            Kompetensi peran guru dalam pembelajaran multikultural dapat dilihat dari pendapat Farid Elashwi dan Philip P. Haris yakni seorang guru harus memiliki nilai dan hubungan sosial yang luas, terbuka dan fleksibel dalam mengelola keragaman siswa, siap menerima perbedaan disiplin ilmu latar belakang ras dan gender, memfasilitasi pendatang baru dan siswa yang minioritas, mau berkolaborasi dan koalisi dengan pihak manapun, berorientasi pada program dan masa depan.

BAB XIII Nilai-Nilai dan Tema dalam Pendidikan Multikultural
            Nilai-nilai dalam pendidikan multikultural dapat diuraikan dalam definisi menurut Farida Hanum diantaranya; nilai demokrasi, nilai humanisme, dan nilai pluralisme. Sedangkan tema dalam pendidikan multikultural di Indonesia yakni tema ketuhanan, tema kemanusiaan, tema persahabatan dan kesatuan, tema kerakyatan, dan tema keadilan.

BAB XIV Manfaat Implikasi dan Tantangan Pendidikan Multikultural
            Manfaat pendidikan multikulturalisme bagi peserta didik dapat memberikan kepada peserta didik bahwa perbedaan itu adalah wajar, menghormati perbedaan etnik, budaya, agama yang enjadikan kekayaan budaya bangsa, persamaan dan keadilan untuk setiap suku, agama dan etnis. Terdapat tiga tantangan dalam melaksanakan pendidikan multikltural yakni agama, suku, bangsa dan tradisi, kepercayaan, dan toleransi.

BAB XV Reorientasi Pendidikan Berbasis Multikultural
            Upaya revitalisasi kurikulum dalam mengakomodasi multikultural hendaknya mengidentifikasi yang berkaitan dengan hal-hal faktor sosial budaya, dan mengidentifikasi nilai-nilai yang sepatutnya serta memandang kebinekaan budaya menjadi bagian intergal proses pendidikan pada semua jenis, jenjang dan jalur pendidikan. Terdapat penerapan empat pilar proses pembelajaran yang dirancang UNESCO melalui the international commission on education for the twenty century, yang dipimpin oleh Jacques Delors, menyimpulkan bahwa untuk memasuki abad ke-21 pendidikan perlu berawal dari empat pilar diantaranya lerning to know, learning to di, learning to do, and learning to live together.

BAB XVI Demokrasi Bagi Masyarakat Multikultural
            Pendidikan merupakan komponen penting dalam setiap masyarakat. Terlebih bagi suatu masyarakat yang demokratis. Terdapat suatu kaitan lagsung anatara pendidikan dan nilai-nilai demokrasi. Pada masyarakat demokrasi, isi dan pendidikan mendukung kebiasaan pemerintah yang demokratis. Pendidikan mentransfer nilai-nilai dan praktik demokrasi dalam proses pendidikan baik pada level kelas maupun pada level sekolah.

BAB XVI Multikulturalisme dan Perubahan Sosial
Program multikuturalisme ternyata  telah merambah sebagai bagian dari perubahan sosial. Didalam sumber vertikal dan horizontal terdapat empat strategi perubahan sosial yaitu strategi liberal, strategi terpimpin, strategi konservatif dan strategi mengatasi konflik.

C.      Kekhasan Buku
Adapun kekhasan buku  ini diantaranya:
a.    Buku ini ditulis berdasarkan pendapat beberapa ahli dan kemudian penulis menulis argumennya sendiri.
b.    Buku ini menonjol kepada penjelasan metode yang dijelaskan secara rinci.
c.    buku ini berisikan infomasi tambahan bagi para pembacaanya dengan menyajikan infomasi seperti hasil konfersi yang dilakukan oleh UNESCO

D.      Kelebihan dan Kekurangan Buku
1.      Kelebihan Buku
a.    Buku ini memiliki tampilan sampul yang cukup menarik, sehingga menarik perhatian untuk membaca isinya.
b.     Penulisan di dalam buku ini menggunakan bahasa EYD.
c.    Materi yang dijelaskan secara runtut sehingga tampak keterkaitan yang jelas antara materi bab berikutnya dengan bab sebelumnya.
d.   Buku ini dilengkapi dengan istilah, beberapa istilah tersebut ditulis dengan cetak miring.

2.      Kekurangan Buku
a. Penulis tidak mencantumkan foot note dalam bukunya.
b. Pada bagian isi penulis kurang menjelaskan secara mendalam.
c. Kurangnya sumber rujukan yang digunakan dalam sebuah buku.

E.       Rekomendasi
Buku ini sangat cocok sebagai rujukan untuk mahasiswa sebagai kajian dalam pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran pendidikan multikultural.

F.       Simpulan
Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa diantaranya:
1.           Buku ini menjelaskan perbedaan pluralisme dan multikulturalisme, perjalanan multikulturalisme di indonesia, model kebijakan multikultural, model-model multikulturalisme dan multikulturalisme menjadi masalah, pendidikan dan masyarakat multikultural, latar belakang lahirnya pendidikan multikultural di amerika serikat dan indonesia, pengertian pendidikan multikultural, pentingnya pendidikan multikultural dan asumsi pendidikan multikultural, landasan, tujuan dan karakteristik pendidikan multikultural, bangunan paradigma, persfektif, dimensi, komponen-komponen pendidikan multikultural, sasaran, upaya meningkatkan kesadaran multikultural, dan prinsip pendidikan multikultural, pendekatan dan model-model pendidikan multikulturaliisme, implementasi tahapan perubahan dalam proses pembelajaran multikultural, model pembelajaran multikultural, kompetensi peran guru dalam pembelajaran multikultural, nilai-nilai dan tema dalam pendidikan multikultural, manfaat implikasi dan tantangan pendidikan multikultural, reorientasi pendidikan berbasis multikultural, demokrasi bagi masyarakat multikultural, multikulturalisme dan perubahan sosial.
2.       Pendidikan multikulturalisme adalah proses penanaman cara hidup menghormati, tulus, dan toleran terhadap keaneragaman budaya hidup ditengah masyarakat yang plural.
3.      Buku ini sangat cocok sebagai rujukan untuk mahasiswa sebagai kajian dalam pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran pendidikan multikultural.


CBR Multikultural (UINSU)

Critical Book Report PENDIDIKAN MULTIKULTURAL Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Multikultural Dosen Penga...