TEKNIK PENILAIAN TES
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Evaluasi Pendidikan Islam
Dosen Pengampu :Dr. Nurmawati, M.A
Disusun Oleh:
Abdul Rozak
Ika Nurhasanah
Nurul Hafizah Siregar
Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Medan
T.A 2017/2018
Teknik
Penilaian Tes
A.
Latar Belakang
Banyak alat yang dapat
digunakan dalam kegiatan evaluasi. Salah satunya adalah tes. Istilah tes tidak
hanya populer di lingkungan persekolahan tetapi juga di luar sekolah bahkan di
masyarakat umum. Kita
mungkin sering mendengar istilah tes kesehatan, tes olah raga, tes makanan, tes
kendaraan, dan lain-lain. Di sekolah juga sering kita dengar istilah pretes,
postes, tes formatif, tes sumatif, dan sebagainya. Dalam kegiatan pembelajaran,
tes banyak digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik dalam bidang
kognitif, seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Penggunaan tes dalam dunia pendidikan sudah dikenal sejak dahulu
kala, sejak orang mengenal pendidikan itu sendiri. Artinya, tes mempunyai makna
tersendiri dalam pendidikan dan pembelajaran.
Banyak alat yang dapat
digunakan dalam kegiatan evaluasi. Salah satunya adalah tes. Istilah tes tidak
hanya populer di lingkungan persekolahan tetapi juga di luar sekolah bahkan di
masyarakat umum. Kita mungkin
sering mendengar istilah tes kesehatan, tes olah raga, tes makanan, tes
kendaraan, dan lain-lain. Di sekolah juga sering kita dengar istilah pretes,
postes, tes formatif, tes sumatif, dan sebagainya. Dalam kegiatan pembelajaran,
tes banyak digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik dalam bidang
kognitif, seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Penggunaan tes dalam dunia pendidikan sudah dikenal sejak dahulu
kala, sejak orang mengenal pendidikan itu sendiri. Artinya, tes mempunyai makna
tersendiri dalam pendidikan dan pembelajaran.[1]
B.
Pengertian Penilaian Tes
Istilah ”tes” berasal dari bahasa Perancis, yaitu ”testum”,
berarti piring yang digunakan untuk memilih logam mulia dari benda-benda lain,
seperti pasir, batu, tanah, dan sebagainya. Pengertian Tes juga merupakan
suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan
pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan atau
serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk
mengukur aspek perilaku peserta didik. Dalam rumusan ini terdapat beberapa unsur penting, yaitu :
1.
Tes merupakan suatu cara atau teknik yang disusun secara sistematis
dan digunakan dalam rangka kegiatan pengukuran.
2.
Di dalam tes terdapat berbagai pertanyaan dan pernyataan atau
serangkaian tugas yang harus dijawab dan dikerjakan oleh peserta didik.
3.
Tes digunakan untuk mengukur suatu aspek perilaku peserta didik.
C.
Jenis- Jenis Penilaian Tes
Jika dilihat dari bentuk jawaban peserta didik, maka tes dapat dibagi
menjadi jenis, yaitu:
a.
Tes Tertulis Bentuk Uraian (Essay)
Tes
bentuk uraian adalah tes yang pertanyaannya membutuhkan jawaban
uraian, baik uraian secara bebas maupun uraian secara terbatas. Tes bentuk uraian ini, khususnya bentuk
uraian bebas menuntut kemampuan murid untuk mengorganisasikan dan merumuskan
jawaban dengan menggunakan kata-kata sendiri serta dapat mengukur kecakapan
murid untuk berfikir tinggi yang biasanya dituangkan dalam bentuk pertanyaan
yang menuntut:
- Memecahkan
masalah
- Menganalisa masalah
- Membandingkan
- Menyatakan
hubungan
- Menarik
kesimpulan dan sebagainya (Sutomo, 1995:80).
Tes
uraian memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
a. Tes tersebut
bentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban berupa
uraian atau paparan
kalimat yang pada umumnya cukup panjang.
b. Bentuk
pertanyaan atau perintah itu menuntuk kepada tester untuk memberikan
penjelasan, komentar, penafsiran, membanding-kan, membedakan, dan
sebagainya.
c. Jumlah soal
butir uraiannya terbatas yaitu berkisar lima sampai dengan
sepuluh butir.
d. Pada umumnya
butir-butir soal uraian diawali dengan kata-kata,
“uraikan”,…. “Mengapa”,….”Terangkan”,….”Jelaskan”.
Untuk penyusunan jenis tes bentuk
uraian ada beberapa langkahyang dapat dipedomani sebagai berikut:
1. Dalam
menyusun butir-butir soal tes uraian diusahakan agar soal tersebut
dapat mencakup ide-ide pokok dari materi pelajaran yang telah
diajarkan.
2. Untuk
menghindari tumbuhnya perbuatan curang oleh tester misalnya, menyontek
dan bertanya kepada tester yang lainya hendaknya sesuatu kalimat
pada soal berlawanan dengan buku pelajaran.
3. Dalam
menyusun butir-butir soal tes uraian hendaknya diusahakan agar
pertanyaan-pertanyaan itu jangan dibuat seragam melainkan bervariasi. Contohnya: Jelaskan
perbedaan antara …dengan .. dan kemukakan alasannya…mengapa..
4. Kalimat soal yang disusun hendaklah ringkas dan padat.
5. Sebelum
tester mengerjakan soal hendaklah seorang tester mengemukakan cara
mengerjakannya, contoh, “Jawaban soal harus ditulis di atas lembaran
jawaban dan sesuai dengan urut nomor.[3]
Kelebihan dan Kelemahan tes uraian diantaranya
sebagai berikut:
-
Kelemahan
1)
Sample tes sangat terbatas,
2)
Sifatnya sangat subjektif,
3)
Kurang reliable.
-
Kelebihan
1) Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat
tinggi,
2) Dapat mengembangkan kemempuan berpikir teratur atau penelaran, baik lisan maupun tulisan, dengan
baik dan benar sesua dengan kaidah-kaidah bahasa,
3) Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran.
4) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving)
5) Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat.[4]
b.
Tes Objektif
Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi (dichotomously
scored item) karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1
atau 0. Disebut tes objektif karena penilaiannya objektif. Siapapun yang
mengoreksi jawaban tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya
sudah jelas dan pasti. Tes objektif menuntut peserta didik untuk memilih
jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan,
memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang
belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan yang menuntut
proses mental yang tidak begitu tinggi, seperti mengingat, mengenal,
pengertian, dan penerapan prinsip-prinsip. [5] Bentuk tes objektif ada enam macam yaitu:
1)
Benar – Salah
Bentuk benar -
salah merupakan tes yang sederhana, karena dalam menjawab soal bentuk benar –
salah, siswa hanya dihadapkan dengan dua pilihan, yaitu menentukan apakah
pernyataan yang tertera pada butir aoal benar atau salah.
2)
Jawaban
Singkat Atau Isian Singkat
Bentuk jawaban singkat adalah bentuk soal yang hanya
membutuhkan peserta tes untuk mengisi jawaban singkat, biasanya hanya jawaban
berupa kalimat pendek, angka, simbo, maupun frase.
3)
Menjodohkan
Bentuk menjodohkan adalah bentuk tes yang terdiri dari seri
pertanyaan dan seri jawaban, seri pertanyaan ditulis pada lajur sebelah kiri
dan seri jawaban ditulis pada lajur sebelah kanan, tes tersebut cocok untuk
mengetahui pemahaman atau fakta dan konsep.
4)
Isian Atau Melengkapi
Soal isian adalah soal yang menuntut peserta
tes untuk memberikan jawaban singkat berupa fakta, frase, angka atau simbol,
bentuk ini cocok untuk mengukur kemampuan mengingat.
5)
Pilihan Ganda
Pilihan ganda adalah soal yang jawabannya harus dipilih
dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Setiap butir pilihan ganda
terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option) dan
setiap pilihan jawaban terdiri dari kunci jawaban ditandai dengan tanda astrik (*) dan distraktor (pengecoh).[6]
c.
Tes Tindakan(Performance Test)
Tes tindakan adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam
bentuk perilaku, tindakan, atau perbuatan di bawah pengawasan penguji
yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang
kualitas hasil belajar yang dihasilkannya atau ditampikannya. Peserta
didik bertindak sesuai dengan apa yang diperintahkan dan ditanyakan.
Tes tindakan dapat digunakan untuk menilai kualitas suatu perkerjaan yang
telah selesai dikerjakan oleh peserta didik, termasuk juga keterampilan dan
ketepatan menyelesaikan suatu pekerjaan, kecepatan dan kemampuan merencanakan
suatu pekerjaan. Tindakan atau unjuk kerja yang dapat dinilai
seperti: memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/ deklamasi,
menggunakan peralatan laboratorium, dan mengoperasikan suatu
alat. Contoh
tes tindakan:
“Coba tunjukkan di depan kelas
bagaimana cara mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran aktif tipe jigsaw”.
Sebagaimana
jenis tes yang lain, tes tindakan pun mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Kelebihan tes tindakan adalah:
(1) Satu-satunya
teknik tes yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar
dalam bidang keterampilan, seperti keterampilan membaca
al-Qur’an berdasarkan ilmu tajwid.
(2) Sangat
baik digunakan untuk mencocokkan kesesuaian antara pengetahuan
teori dengan keterampilan praktik, sehingga hasil penilaian
menjadi lengkap.
(3) Dalam pelaksanaannya tidak memungkinkan peserta didik untuk saling
menyontek.
(4) Guru dapat lebih mengenal karakteristik masing-masing peserta didik
sebagai dasar tindak lanjut hasil penilaian, seperti penbelajaran remedial.
Adapun
kelemahan/kekurangan tes tindakan adalah:
(1) Memakan waktu yang lama
(2) Dalam hal tertentu membutuhkan biaya yang besar
(3) Cepat membosankan
(4) Jika tes tindakan sudah menjadi sesuatu yang rutin, maka ia tidak mempunyai
arti apa-apa lagi
(5) memerlukan
syarat-syarat pendukung yang lengkap, baik waktu, tenaga maupun
biaya. Jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, maka
hasil penilaian tidak dapat dipertanggung jawabkan dengan baik.[7]
D. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik
kesimpulan, bahwa pengertian tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka
melaksanakan kegiatan pengukuran, yang didalamnya terdapat berbagai pertanyaan,
pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh
peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik. Dalam rumusan ini terdapat beberapa unsur penting.
Jika
dilihat dari bentuk jawaban peserta didik, maka tes dapat dibagi
menjadi jenis, yaitu: Tes
Tertulis Bentuk Uraian (Essay), Tes bentuk
uraian adalah tes yang pertanyaannya membutuhkan jawaban uraian,
baik uraian secara bebas maupun uraian secara terbatas. Tes Objektif, Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi (dichotomously
scored item) karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1
atau 0. Tes Tindakan (Performance
Test), Tes tindakan
adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk
perilaku, tindakan, atau perbuatan di bawah pengawasan penguji
yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan tentang
kualitas hasil belajar yang dihasilkannya atau ditampikannya. Peserta
didik bertindak sesuai dengan apa yang diperintahkan dan ditanyakan
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi
Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Kementrian Agama.
Asrul, Dkk. 2015. Evaluasi Pembelajaran. Bandung:
Citapustaka Media.
Nurmawati. 2016. Evaluasi Pendidikan Islam. Medan:
Perdana Mulya Sarana.
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian
Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.