Translate

Friday, October 5, 2018

Hadis tentang Pendekatan Pendidikan Islam~Dunia Fana

HADIS-HADIS TENTANG PENDEKATAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadis Tarbawi
Dosen Pengampu :Drs. Sangkot Nasution, MA
Disusun Oleh Kelompok 4:
Ika Nurhasanah
Hiziliah Siregar
Pendidikan Agama Islam-2
Semester V

Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Medan
2018





Kata Pengantar

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Karena tanpa rahmat dan kasih sayang-Nya, kami tak akan dapat menyelesaikan makalah kami tepat pada waktunya. Dan tak lupa, sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpah kepada junjungan kita, nabi agung Muhammad SAW.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Hadis Tarbawi pada semester V dengan mengangkat tema Hadis-hadis tentang pendekatan pendidikan Islam” Diharapkan, tugas ini akan dapat membuka pengetahuan pembaca.
Kami ucapkan terima kasih kepada selaku dosen pengampu mata kuliah Hadis Tarbawi yang telah memberi kami kesempatan untuk memaparkan materi ini serta telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Juga, kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini, kami ucapkan terima kasih.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari adanya banyak kekurangan serta kesalahan yang bertebaran di dalamnya, maka kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun sehingga di kemudian hari akan menjadi lebih baik. Kami berharap bahwa makalah ini akan bermanfaat bagi pembacanya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Medan, 3 Oktober 2018                                 
 Penyusun 




DAFTAR ISI
                                                                                                                                    Halaman
Kata Pengantar................................................................................................ i
Daftar Isi.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
      A.  Latar Belakang...................................................................................... 1
      B.  Rumusan Materi.................................................................................... 1
      C.Tujuan materi........................................................................................ 1
BAB II Hadis-Hadis tentang Pendekatan Pendidikan Islam...................... 2
A.     Pengertian Pendekatan Pendidikan Islam............................................ 2
B.     Macam-macam pendekatan pendidikan Islam...................................... 3
C.     Persfektif pemikiran masa depan dalam hadis pendekatan pendidikan Islam           9
BAB V PENUTUP....................................................................................... 10
A.   Kesimpulan............................................................................................ 10
B.    Saran...................................................................................................... 10
Daftar Pustaka.............................................................................................. 11




















BAB I
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
Ilmu pengetahuan pada hakikatnya bersumber dari Allah yang kebenarannya bersifat mutlak. Kebenarannya bisa dibuktikan melalui dua pendekatan, yaitu iman (dalam aspek metafisik) dan akal (dalam aspek fisik). Dalam beberapa persoalan, keberadaan akal dapat memperkokoh keyakinan manusia terhadap agamanya. Dengan demikian para ilmuwan dalam berbagai bidang keahlian tersebut sebenarnya bukanlah pencipta ilmu, tetapi penemu ilmu, penciptanya adalah Tuhan. Atas dasar paradigma tersebut, seluruh ilmu hanya dapat dibedakan dalam nama dan istilahnya, sedangkan hakikat dan substansi ilmu tersebut sebenarnya satu dan berasal dari Tuhan yang satu. Atas dasar pandangan ini, maka tidak ada dikotomi yang mengistimewakan antara satu ilmu dengan ilmu lainnya.
Pengetahuan tentang Islam secara rasional akan berdampak positif terhadap pengamalan, pengalaman, pembiasaan, dan emosional peserta didik dalam menjalankan ajaran-ajaran agama Islam. Logisnya bila para pendidik memiliki kemampuan dalam mentransformasikan materi pendidikan Islam dengan menggunakan berbagai pendekatan pendidikan Islam, maka dapat dipastikan akan terbentuknya insan kamil yang memiliki wajah-wajah quraniy dalam arti beriman, bertakwa, berakhlak yang mulia, memiliki kekuatan, wawasan, perbuatan, dan kebijaksanaan yang senafas dengan al-Qur’an, yang akan mendorong tercipta insan kaffah yang memiliki dimensi-dimensi religius, budaya dan ilmiah serta terwujudnya kesadaran akan fungsi dan tujuan manusia, yaitu sebagai hamba dan khalifah di muka bumi ini.

B.            Rumusan Materi
1.      Bagaimana pengertian pendekatan pendidikan Islam?
2.      Apa saja macam-macam pendekatan pendidikan Islam?
3.      Bagaimana prespektif pemikiran masa depan dalam hadits?

C.           Tujuan Materi
Adapun tujuan materi dari rumusan masalah diatas dapat mengetahui pengertian pendidikan Islam, macam-macam pendekatan pendidikan Islam dan prespektif pemikiran masa depan dalam hadis.

BAB II
Hadis-Hadis Tentang Pendekatan Pendidikan Islam

A.           Pengertian Pendekatan pendidikan Islam
Menurut Ramayulis ia mengatakan pendekatan merupakan terjemahan dari kata “approach” dalam bahasa inggris, diartikan dengan come near (menghampiri) go to (jalan ke) dan way path dengan (arti jalan) dalam pengertian ini dapat dikatakan bahwa approach adalah cara menghampiri atau mendatangi sesuatu. HM. Chabib Thaha, mendefinisikan pendekatan adalah cara pemerosesan subjek atas objek untuk mencapai tujuan. Pendekatan juga berarti cara pandang terhadap sebuah objek persoalan, dimana cara pandang tersebut adalah cara pandang dalam kontek yang lebih luas.[1]
Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, pendekatan adalah 1). Proses perbuatan, cara mendekati 2). Usaha dalam rangka aktifitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian. “Dalam bahasa Ingggris, pendekatan diistilahkan “approach” dalam bahasa Arab disebut dengan “madkhal”.[2]
Pendidikan Islam dalam pandangan yang sebenarnya adalah suatu sistem pendidikan yang memungkinkan seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam sehingga dengan mudah ia dapat membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran Islam.[3]
Pengertian tersebut mengacu pada perkembangan kehidupan manusia di masa yang akan datang, tanpa menghilangkan prinsip-prinsip Islam yang diamanahkan Allah kepada manusia, sehingga ia mampu memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidupnya seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
Beranjak dari pengertin pendekatan, maka pengertian pendidikan Islam ini sendiri yang dikemukakan oleh beberapa ahli diantaranya:
1.    AL-Toumy al-Syaibany
Menurut Al-Toumy al- Syaibany didalam buku  Hasan langgulung, Pendidikan Islam sebagai suatu proses untuk mengubah tingkah laku indivdu pada kehidupan pribadi, masyarakat dan alam sekitarnya dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara berbagai profesi asasi dalam masyarakat.[4]
2.     Fadhil al-Jamaliy
Pendidikan Islam diartikan sebagai upaya mengembangkan, mendorong dan mengajak manusia ke arah yang lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan maupun perbuatan.[5]
Jadi dari uraian diatas kami sebagai pemakalah menyimpulkan bahwa pengertian pendekatan pendidikan Islam adalah suatu proses perbuatan mengubah tingkah laku indivdu pada kehidupan pribadi, akal yang berlandaskan nilai-nilai tertentu di masyarakat dan alam sekitarnya dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara berbagai profesi asasi dalam masyarakat.

B.            Macam-Macam Pendekatan Pendikan Islam
Adapun macam-macam pendekatan pendidikan Islam diantaranya:
1.      Pendekatan pengalaman
Pendekatan pengalaman yaitu pemberian pengalaman keagamaan kepada peserta didik dalam rangka penanaman nilai-nilai keagamaan baik secara individual maupun kelompok. Pengalaman adalah suatu hal yang sangat berharga dalam kehidupan manusia. Syaiful Bachri Djamrah menjelaskan bahwa pengalaman adalah guru tanpa jiwa, namun selalu dicari oleh siapapun juga.[6] Dengan ini peserta didik diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman keagamaan, baik secara individu maupun kelompok. Sehubungan dengan ini ditemukan hadist antara lain sebagai berikut:
عَنْكَلَدَةَبنِ ِحنبلٍ أنّ صفوانَ بْنَ أُمَيَّةَ بعثَهُ اِلىَ رَسُوْلِ صلّى اللّهُ عليهِ وسلّمَ بِلَبَنٍ وجِدَاية
وَضَغَابِيْسَ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَ عْلَى مَكَّةَ فَدَخَلْتُ  وَلَمْ أُسَلِّمْ فقاَلَ ارْجِعْ فَقُلِ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ

Artinya: Kaladahbin hanbal meriwayatkan bahwa ia diutus oleh shafwan bin umayyah kepada Rosululloh membawa susu,, anak kijang, dan ketimun kecil. Sementara itu nabi sedang berada di ketinggian mekah. Ia berkata,”Aku masuk tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu.” Lalu beliau bersabda, “keluar dulu,lalu ucapkan salam.” (H.R. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Adapun maksud atau Tujuan  dari Hadis tersebut menjelaskan bahwa Rasululloh tidak memarahi Kaladah lantaran tidak mengucapkan salam. Akan tetapi beliau mengharapkan kaladah menjalankanya secara praktis (mengalami sendiri) dan diaplikasikan setiap masuk rumah sebagai salah stu etika kesopanan. Tidak diragukan lagi belajar dengan metode seperti ini memberikan nilai lebih banyak dan kesan yang lebih dalam dari pada sekedar nasihat dan arahan teoritis  yang tidak dibarengi dengan latihan praktis. Dengan demikian Rosululloh telah menggunakan pendekatan pengalaman dengan mengajarkan nilai-nilai akhlak kepada para sahabat.[7]
Sedangkan nilai-nilai dalam Pendidikan Islam yaitu:
a.    Pentingnya mengucapkan salam ketika masuk rumah walaupun rumah itu sepi karna malaikat akan ikut menjawab salam kita.
b.    Ketika mengingatkan seseorang yang melakukan kesalahan hendaknya dengan cara yang lemah lembut dan tidak menyinggung.
c.    Ucapkanlah kebenaran itu walaupun sulit atau berat tuk di ucapkan.
d.   Ucapkanlah salam dimana pun kita berada dan tebarkanlah salam selalu ketika kita bertemu dengan sesama muslim.
e.    Kemanapun kita melangkah dahulukan lah akhlak yang mulia, akhlak yang terpuji  dan etika yang baik, terlebih ketika kita hendak bertamu, dan juga dalam keseharian kita dan seterusnya.

2.      Pendekatan Pembiasaan
            Pendekatan pembiasaan merupakan suatu tingkah laku tertentu yang sifatnya otomatis tanpa direncanakan terlebih dahulu dan berlaku begitu saja tanpa dipikirkan lagi. Pembiasaan pendidikan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terbiasa mengamalkan ajaran agamanya, baik secara individu maupun secara berkelompok dalam kehidupan sehari-hari.[8] Sehubungan dengan ini, terdapat hadist antara lain sebagai berikut.
عَنْ عَمْرِوبْنِ شُعَيْبٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ جَدِّهِ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُرُوْا أوْلاَ دَكُمْ بِصَّلاَةِ وَهُمْ سَبْعِ سِنِيْنَ وَاضْرِبُوْهُمْ عَلَيْهاَوَهُمْ أبْناَءُ عَشْرٍوَفَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِيْ الْمَضَاجِعِ
Artinya: “Dari ‘Amru bin Syu’aib dari bapaknya dan kakeknya, Rosululloh bersabda.’ suruhlah anakmu mendirikan shalat ketika berumur tujuh tahun dan pukulah mereka karena meninggalkanya ketika ia berumur sepuluh tahun. (pada saat itu), pisahkanlah tempat tidur mereka,,,” (H.R Abu Dawud)
Maksud dan tujuan dari hadist ini menginformasikan bahwa (1) orang tua harus menyuruh anak mendirikan shalat sejak umur tujuh tahun; (2)setelah berumur sepuluh tahun-dan ternyata meninggalkan shalat maka orang tua boleh memukulnya; dan (3) pada usia sepuluh tahun juga, tempat tidur anak harus dipidahkan antara laki-laki dan perempuan.
Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam hadits yaitu:
a.        Membiasakan anak untuk melaksanakan ibadah sejak dari kecil, sebagaimana pepatah mengatakan “bisa karena terbiasa”.
b.        Dapat mempermudah proses pendidikan anak ketika sudah besar nanti, karena telah dibiasakan melakukan kebaikan sejak kecil.
c.         Membiasakan anak belajar agar tumbuh menjadi anak yang baik, ibarat kayu kalau sudah besar sulit di luruskan,maka luruskanlah dari sejak kecil. begitu juga dengan anak didik kita.
d.        Belajar di masa kecil lebih cepat menyerap ilmu di bandingkan belajar sesudah dewasa,  pepatah arab mengatakan “atta’limu pissigory kannaksiy ‘alal hajari,” belajar di masa kecil bagai mengukir di atas batu , belajar di masa tua bagai mengukir di atas air. Artinya ingatannya lebih kuat.

3.      Pendekatan Emosional
Pendekatan emosional adalah usaha untuk menggugah perasaan dan emosi peserta didik dalam memahami dan menghayati ajaran agama agar perasaanya bertambah kuat terhadap Allah sekaligus dapat merasakan mana yang baik dan mana yang buruk. Sesuai dengan ditemukannya hadist berikut :
عَنِ النُّعْمَنَ بْنِ بَشِيْرٍ يَقُوْلُ قاَلَ رَسُوْلُ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِيْنَ فِيْ تَوَدِّهِمْ وَتَرَا
حُمِهِمْ وَتَعاَ طُفِهِمْ كَمَثَلِ الجَسَدِ إِذَا اشْتكَى عُدْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَاءِرُ جَسَدِهِ بِا السَّهَرِ وَلْحُمَّى
Artinya: “Nu’man bin Basyir meriwayatkan bahwa Rosululloh bersabda, “Perumpamaan sikap saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi diantara orang yang beriman itu seperti anggota tubuh. Jika salah satu anggota tubuh mengeluh sakit, maka seluruh anggota tubuh akan merasakannya sampai tidak menidurkan diri dan selalu merintih.” (H.R Muslim)
            Maksud dan tujuan dari hadist diatas adalah yang dikemukakan oleh As-Suyuti bahwa yang dimasksud dengan kata tadaa’aa dalam hadis diatas adalah sebagian anggota memanggil yang lainya karena sama-sama merasakan sakit. Kata as-sahar berarti karena rasa sakit seseorang tidak dapat tidur. Kata al-hummaa berarti merintih karena sakit dan tidak dapat tidur. Menurut Al-Qodhi Iyadh, penyamaan orang yang beriman dengan satu tubuh merupakan penyamaan yang tepat karena mendekatkan dan memjelaskan pengertian. Didalamya terdapat ajaran yang menghargai hak-hak orang islam dan memotivasi agar saling menolong dan saling mencintai.[9]
            Nilai-Nilai yang terkandung dalam pendidikan Islam yaitu:
a.        Bersikap lemah lembut terhadap peserta didik, agar peserta didik dapat dengan mudah memahami apa yang diajarkan.
b.      Pentingnya mempererat tali persaudaraan antara sesama manusia.
c.       Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupan sehari-harinya membutuhkan orang lain, dalam arti saling tolong menolong.

4.      Pendekatan Keteladanan
            Pendekatan keteladanan adalah memperlihatkan keteladanan atau memberikan contoh yang baik kepada peserta didik. Guru yang senantiasa baik kepada setiap orang misalnya, secara langsung memberikan keteladanan kepada peserta didiknya. Keteladan pendidik terhadap peserta didiknya merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan keberhasilan pembelajaran. Hal ini disebabkan karena guru akan menjadi tokoh identifikasi dalam pandangan anak yang akan dijadikan sebagai teladan dalam mengidentifikasikan diri dalam kehidupanya.Sehubungan dengan ini telah ditemukan hadist, antara lain sebagai berikut.
عَنْ أبِىْ سُلَيْمَانَ مَالِكِ بْنِ الحُوَيْرِثِ قَالَ أَتَيْنَا النَّبِيّ صَلَى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَنَحْنُ شَبَبَةٌ مُتَقَارِبُوْنَ فَأَقَمْنَا عِنْدَهُ عِشْرِيْنَ لَيْلَةَ فَظَنَّ أَنَّ اشْتقْنَا أَهْلَنَا وَسَ أَلَنَا عَمَّنْ تَرَكْنَا فِى اَهْلِنَا فَأَخْبَرنَاهُ وَكَانَ رَفِيْقًا رَحِيْمًا فَقَالَ ارْجِعُوْا إِلىَ أهلِيْكُمْ فَعَلِّمُوْ هُمْ وَمُرُوْهُمْ وَصَلُّوْا كَمَارَأَيْتُمُوْنِي أُصَلِّيْ وَاِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُفَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ ثُمَّ لِيَؤُمَّكُمْ
Artinya: Abu Sulaiman Malik bin Al-Huwairits berkata,”kami, beberapa orang pemuda sebaya mengunjungi Nabi, lalu kami menginap bersama beliau selama 20 malam. Beliau menduga bahwa kami telah merindukan keluarga dan menanyakan apa yang kami tinggalkan pada keluarga. Lalu kami memberitahukannya kepada Nabi. Beliau adalah orang yang halus perasaanya dan penyayang. Beliau bersabda,” kembalilah kepada keluarga kalian. Ajarilah mereka, suruhlah mereka, dan shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat saya mendirikan shalat. Apabila waktu shalat telah masuk, hendaklah salah seorang diantara kalian mengumandangkan azan dan yang lebih tua hendaklah menjadi imam.” (H.R Al-Bukhari)
Maksud atau tujuan dalam hadis diatas, Rosul memberikan keteladan cara memperlakukan tamu selama berada dirumahnya. Beliau telah menunjukan keramahan, kelemah lembutan, kasih sayang dan meninggalkan kesan yang mendalam. Dalam hal ini Rosul tidak menyuruh agar para sahabat meniru. Selain itu, beliau juga mencontohkan mendirikan shalat, terlihat bahwa beliau mengutamakan pendekatan keteladanan.
            Manusia banyak belajar tentang berbagai kebiasaan dan tingkah laku melalui proses peniruan terhadap kebiasaan dan tingkah laku kedua orang tua dan saudara-saudaranya. Ia mulai belajar bahasa dari meniru kedua orang tuanya dan saudara-saudaranya dengan mengucapkan kata-kata secara berulang kali. Tanpa terbiasa mendengar orang mengucapkan suatu kata, manusia tidak bisa berbahasa lisan.[10]
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan Islam yaitu:
a.       Peralakukan tamu dengan baik selama berada di rumah mu
b.      Sopan satun terhadap semua orang baik di atas usia maupun sebaya
c.       Terdahulukan orang yang lebih tua untuk menjadi imam, hal ini menamkan peserta didik untuk tidak merasa besar kepala dan tidak mudah menyepelekan diri sendiri.

5.      Pendekatan Fungsional
Pendekatan fungsional, yaitu penyajian materi ajaran agama islam dengan penekanan segi kemanfaatan bagi peserta didik dalam  kehidupan sehari-hari sesuai tingkat perkembangan mereka. Pembelajaran dan melakukan bimbingan shalat misalnya, diharapkan berguna bagi kehidupan seseorang, baik dalam kehidupan individu maupun sosial. Ditemukan hadis sebagai berikut.
عَنْ أبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلّمَ قَالَ مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا يَسَّرَ اللّٰهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ القِيَامَةِوَمَنْ يَسَّرَ عَلٰى مْعْسِرٍ فِى الدُّنْيَا يَسَّرَاللّٰهُ عَلَيْهِ فِ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ عَلَى مُسْلِمٍ فِى الدُّنْيَا سَتَرَ اللّٰهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَاللّٰهُ فِى عَوْنِ العَبْدِ مَاكَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أخِيْهِ
Artinya:Dari Abu hurairah, Nabi bersabda,”barang siapa yang melapangkan seorang muslim dari suatu kesempitan dunia niscya Allah akan melapangkan dari suatu kesulitan di hari kiamat. Siapa yang memudahkan seorang muslim dari satu kesulitan dunia niscaya Allah akan memudahkan didunia dan akhirat. Siapa yang menutup aib seorang muslim di dunia, niscaya alloh menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah menolong hambanya selama hamba itu menolong saudaranya.” (H.R At-Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad)
Maksud dan tujuan dari hadits diatas Rasulullah meninginkan hal yang harus dikerjakan oleh umatnya terhadap sesama dalam hadis diatas, yaitu (1) melapangkan kesempitan, (2) memudahkan kesulitan, (3) menutup aib, dan (4) menolong saudara. Untuk kegiatan tersebut ditegaskan oleh Rosululloh manfaat yang akan didapat oleh pelaku, baik didunia maupun akhirat. Hal ini dapat membangkitkan semangat para sahabat untuk saling membantu. Dengan demikian, beliau telah menggunakan pendekatan fungsional dalam mendidik para sahabatnya.
            Adapun nilai-nilai pendidikan yang terkandung dari hadis diatas  yaitu:
a.       Memberikan pelajaran agama yang diberikan kepada peserta didik bukan saja untuk memberantas kebodohan dan pengisi kekosongan intelektual, tetapi untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal yang demikian itulah yang menjadi tujuan pendidikan agama disekolah dalam berbagai jenis dan tingkatan.
b.      Kehidupan di dunia ini adalah sebuah gambaran kehidupan kelak di akhirat.
c.       Dunia ini adalah tempat kita mencari bekal untuk kita bisa meraih kebahagiaan kelak di akhirat.
d.      Menghargai sesama kita adalah sebuah kebaikan bagi kita, karna menghargai sesama, menjaga aib sesama kita memberikan kemudahan bagi orang lain di saat orang lain kesusahan, niscaya kita juga akan di bantu di berikan kemudahan oleh Allah SWT. di dunia dan di akhirat.
e.       Ketika memberikan pengarahan kepada anak didik kita, hendaknya memberikan sebuah pemahaman yang bisa bermanfaat baginya baik di lingkungan sekitarnya ataupun bisa bermanfaat bagi dirinya dan orang lain dunia dan di akhirat. Inilah yang harus kita tekankan pada anak didik kita di kelas.[11]

C.           Prespektif Pemikiran Masa Depan dalam Hadis Pendekatan Pendidikan Islam
Menurut Joel M Charon persfektif adalah kerangka konseptual, perangkat asumsi, perangkat nilai dan perangkat gagsan yang mempengaruhi persepsi seseorang sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi tindakan seseorang dalam situasi tertentu.
Sedangkan menurut Martono persfektif adalah cara pandang atau sudut pandang kita terhadap sesuatu.[12]
Jadi dapat dikatakan bahwa persfektif pemikiran masa depan dalam hadis pendektan pendidikan Islam yaitu diantaranya:
1.    Menanamkan sopan santun kepada peserta didik
2.    Menanamkan rasa percaya percaya diri kepada peserta didik
3.    Menanamkan rasa tolong menolong kepada semua makhluk hidup
4.    Menanamkan rasa disiplin
Dengan ini maka diharapkan pendidikan di Islam tidak hanya perpatokan kepada ilmu pengetahuan saja, melainkan rasa toleransi, sopan santu dan saling sayang menyayangi sesama makhluk hidup, sehingga terjadilah pendidikan yang efisien dan berakhlak karimah dan berpengetahuan.
Selain itu faktor dari seorang guru sangat berpengaruh bagi perkembangan pendidikan Islam, seperti kita ketahui seorang guru harus mengajarkan muridnya dengan penjabaran pendekatan di atas. Jika seorang guru tersebut berpikir dan menggunkan pendekatan tersebut, maka pendidikan islam dimasa akan datang akan jauh lebih baik lagi dari sebelumnya dan para peserta didik lebih memiliki nilai-nilai pendidikan Islam di dalam dirinya.





BAB III
PENUTUP
A.           Kesimpulan
Dari penjabaran diatas maka, kami selaku pemakalah mengambil kesimpulan diantaranya:
1.         Pengertian Pendekatan Pendidikan Islam adalah suatu proses perbuatan mengubah tingkah laku indivdu pada kehidupan pribadi, akal yang berlandaskan nilai-nilai tertentu di masyarakat dan alam sekitarnya dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara berbagai profesi asasi dalam masyarakat.
2.         Macam-macam pendekatan pendidikan Islam terdiri dari:
a.       Pendekatan Pengalaman
b.      Pendekatan Pembiasaan
c.       Pendekatan Emosional
d.      Pendekatan Keteladanan
e.       Pendekatan Fungsional
3.         Persfektif pemikiran masa depan dalam hadis pendekatan pendidikan Islam yaitu:
a.    Menanamkan sopan santun kepada peserta didik
b.    Menanamkan rasa percaya percaya diri kepada peserta didik
c.    Menanamkan rasa tolong menolong kepada semua makhluk hidup
d.   Menanamkan rasa disiplin

B.            Saran
Demikian makalah ini kami perbuat dan kami sebagai penulis memohon maaf bila didalam penulisan makalah kami terdapat kesalahan dalam penulisan dan pemaparan. Kami penulis memohon kritik dan juga saran dari teman-teman sekali.







DAFTAR PUSTAKA

Al-Jamaly, Muhammad Fadhil . 1986. Filsafat Pendidikan dalam al-Qur’an. Surabaya: Bina
 Ilmu.
Bachri Djamrah, Syaiful dan Aswan Zain. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.
 Rineka Cipta
H.M. Arifin. 1991. Kapita Selekta Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
KBBI Online
Langgulung , Hasan. 1979. Filsafat Pendidikan Islam . Jakarta: Bulan Bintang.
Ramayulis. 2006.Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Umar, Bukhari. 2012. Hadist Tarbawi. Jakarta : Amzah.






[1]Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia.2006) hlm.2.
[2]KBBI Online
[3]H.M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Cet. 1; Jakarta: Bumi Aksara, 1991), hlm. 3.
[4] Hasan Langgulung , Filsafat Pendidikan Islam ( Cet.1; Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 399.
[5]Muhammad Fadhil al-Jamaly, Filsafat Pendidikan dalam al-Qur’an (Cet. 1; Surabaya: Bina Ilmu, 1986), hlm. 3.
[6] Syaiful Bachri Djamrah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), hlm. 70.

[7]Bukhari Umar, Hadist Tarbawi(Jakarta : Amzah, 2012)cet.ke-1, hlm.176
[8] Syaiful Bachri Djamrah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar,hlm. 70.

No comments:

Post a Comment

CBR Multikultural (UINSU)

Critical Book Report PENDIDIKAN MULTIKULTURAL Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Multikultural Dosen Penga...